Naratif dan Realisme Sinetron

Authors

  • Rara Gita A.P Fakultas Film Dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta

Keywords:

realisme film, naratif film, sinetron

Abstract

Tak bisa dipungkiri, sinetron sangat melekat di kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Sepertinya, hampir semua stasiun televisi berlomba-Iomba menghadirkan sinetron dengan episode yang panjang karena mungkin semakin panjang sinetronnya, semakin seru ceritanya dan semakin tinggi ratingnya. Putri yang Ditukar, Anugerah, Tersanjung, Cinta Fitri, sudah tidak asing bagi kita, karena judul-judul ini selalu menemani kita, baik secara sengaja (kita memang mengikuti tiap episodenya) ataupun tidak sengaja (kebetulan melihat saat mengganti channel televisi, mendengar obrolan ibu-ibu) selama bertahun-tahun. Secara sadar kita penasaran, terlarut, bahkan seolah-olah harus mengikuti perkembangan cerita yang dituturkannya. Awalnya cerita mengalir lancar dan bagus dengan karakter yang tidak biasa, berbeda dengan cerita sinetron kejar tayang yang biasanya silih berganti di televisi, yakni karakter abu-abu yang sangat jarang disentuh penulis sinetron. Konfliknya juga menarik, tidak bertele-tele dengan akting beberapa pemainnya yang lumayan bagus. Tapi pada akhirnya rating dan perolehan iklan berbicara banyak dan mengambil peran yang sangat vital. Vital yang dimaksudkan disini adalah sukses membuat pengikutnya jenuh. Belakangan ini cerita mulai bertele-tele, semakin ajaib, tidak masuk akal dan cenderung bodoh. Sinetron Indonesia jauh dari realisme' yang ada (tokoh utama yang selalu menderita dan tokoh antagonis yang kaya raya dan tak terkalahkan). Sinema elektronik atau lebih populer dalam akronim sinetron adalah istilah untuk serial drama sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasi un televisi. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela. Menurut hasil wawancara Teguh Karya sutradara terkenal asal Indonesia, istilah yang digunakan secara luas di Indonesia ini peltama kali dicetuskan oleh Soemardjono.

References

Buku

Bordwell, David & Thompson, Kristin; Film Art: An Introduction; McGraw-Hill; 2001; New York. AS

Branshon, Gill & Stafford, Rey ;The Media Students's Book;

Diktat

Dasar-Dasar Penulisan Skenario; Armantono; Diktat Pengajaran Mata Kuliah Skenario.

Bentuk Film: Konsep Penceritaan; Kusen Dony; Sinema Gorengan Indonesia; 2010; Jakarta

Internet

http://forum.vivanews.com

http://www.indonesianfilmcentre.com/pages/

http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/05/realita-vs-sinetron-lebay/

http://bobby86.wordpress.com/2009/02/10/sinetron-dan-dampak-yangditimbulkannya/

http://id.wikipedia.orglwiki/

http://google.com/images

Published

2024-10-16

How to Cite

Gita A.P, R. (2024). Naratif dan Realisme Sinetron. IMAJI, 4(1), 51–59. Retrieved from https://imaji.ikj.ac.id/index.php/IMAJI/article/view/222

Issue

Section

Articles