Studium Punctum dalam Karya Fotografi Dokumenter Oscar Motuloh pada Reformasi 1998

Authors

  • Erlan Program Studi Seni (S3) Pascasarjana Institut Seni Indonesia Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.52290/i.v14i2.126

Keywords:

fotografi dokumenter, Oscar Motuloh, studium, punctum

Abstract

Kekuatan naratif pada salah satu karya fotografi dokumenter Oscar Motuloh menjadi penting untuk diteliti, terutama pada peristiwa Reformasi 1998 di Indonesia dan tumbangnya rezim Orde Baru. Selain itu, penelitian ini mengurai unsur kompetensi yang wajib dimiliki seorang fotografer dokumenter. Tujuan penelitian ini ialah untuk menggali berbagai unsur yang menjadi kekuatan naratif dalam karya tersebut. Permasalahan yang diangkat ialah bagaimana teori studium dan punctum dapat memeriksa sebuah gambar. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis visual dan konten dari data primer yaitu dua karya fotografi dokumenter Oscar Motuloh tentang massa yang membakar lukisan profil Lim Sioe Liong dan istrinya pada 14 Mei 1998. Peneliti menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif dengan teori studium punctum Roland Barthes, melakukan observasi dan wawancara langsung kepada Oscar Motuloh serta didukung riset kepustakaan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karya fotografi dokumenter Motuloh saat Reformasi 1998 berperan penting dalam sejarah karena memberikan pemahaman bahwa kekuatan naratif pada karya fotografi dokumenter turut membentuk sejarah perjalanan bangsa dan mampu menggambarkan emosi, ketegangan, dan perjuangan masyarakat dalam mencapai perubahan politik yang diinginkan. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat menjadi panduan dalam berkarya di bidang dokumenter, agar tidak hanya mendokumentasikan peristiwa semata, tetapi foto harus memiliki makna yang kuat, mengandung unsur epistemologi, ontologi dan aksiologi.

Author Biography

Erlan, Program Studi Seni (S3) Pascasarjana Institut Seni Indonesia Denpasar

Alumni FFTV-IKJ yang sejak era Reformasi 1998 sudah aktif membuat film dokumenter hingga sekarang. Pada JIFFEST 2003, film dokumenternya yang berjudul Atin dan Merapi mendapatkan Jury Prize (karena kebetulan ada teman yang mengirimkan karyanya). Sempat menjadi asisten pengajar bidang film dokumenter sejak tahun 1998 hingga 2002 di FFTV-IKJ. Masih menjadi pengajar bidang film dokumenter di FFTV-IKJ sejak 2017 hingga sekarang. Beberapa kali menjadi juri bidang film dokumenter di FFI, Piala Gatra TVRI, CILECT (Centre International de Liaison des Ecolas de Cinema et de Television), Festival Film Dokumenter Pelajar Indonesia dan lainnya. Menjadi Ketua tim perumus SKKNI bidang Film Dokumenter di 2019. Selain sebagai Sekjen Asosiasi Dokumenteris Nusantara juga adalah Ketua Yayasan Komunikatif.

References

Buku

Bijl, Paul. Emerging Memory Photographs of Colonial Atrocity in Dutch Cultural Remembrance. Amsterdam University Press. 2015

Bogre, Michelle. Documentary Photography Reconsidered: History, Theory and Practice. Routledge. 2020.

Wahjuwibowo, Indiwan Seto. Pengantar Jurnalistik: Teknik Penulisan Berita Artikel & Feature. Rumah Pintar Komunikasi. 2015.

Jurnal

Becker, Howard Saul. “Visual Sociology, Documentary Photography, and Photojournalism: It's (Almost) All A Matter of Context”. Visual Studies, Juli 2008, pp. 5-14.

Costantino, Jesús. “Harlem in Furs: Race and Fashion in the Photography of Gordon Parks”. Modernism/modernity, Vol. 23, No. 4, November 2016, pp. 789-81.

Harris John M. ”America's Vision of War: A History of Combat Photography in the United States as Seen Through Three Images”. A dissertation submitted in partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy. 2011.

Kennedy, Liam. “A Compassionate Vision: Larry Burrows's Vietnam War Photography”. Photography and Culture, Vol. 4, No. 2, pp: 179-194.

Kouhi, Reza Golchin and Rasoul Parvari Moghadam. “Study of Documentary Photography in the Postmodern World”. International Journal of Liberal Arts and Social Science, Vol. 4, No. 2, Maret 2016, pp. 78-85.

Reghunath, Revathy. “Analysis of Pulitzer Prize Winning Photographs Based on Studium and Punctum Theory”. International Journal of Innovative Science and Research Technology, Vol. 3, No. 7, Juli 2018, pp. 34-37.

Rizov, Vladimir. “Eugène Atget and Documentary Photography of the City”. SAGE Journals, Vol. 38, No. 3, 2020, pp. 141–163.

Siege J.T. (2014). Early Thoughts on The Violence of May 13 and 14. Southeast Asia Program Publications at Cornell University. 1998.

Susmawanto, Thomas Cahyo. “Makna Perjuangan Rakyat Kecil: Studi Foto Revolusi Kemerdekaan dari IPPHOS”. Retorik: Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 9, N0. 1, 2021, pp. 48-60. https://doi.org/10.24071/ret.v9i1.4569.

Unwakoly, Semuel. “Berpikir Kritis dalam Filsafat Ilmu: Kajian dalam Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi”. Jurnal Filsafat Indonesia, Vol. 5, No. 2, 2002. pp. 95-101.

Widyatmoko, Agus Toto. “Etika Menulis Dengan Cahaya”. Jurnal Interaksi, Vol. 5 No. 2, Juli 2016, pp. 209-218. doi:10.14710/interaksi.5.2.209-218.

Published

2023-07-31

How to Cite

Erlan. (2023). Studium Punctum dalam Karya Fotografi Dokumenter Oscar Motuloh pada Reformasi 1998 . IMAJI, 14(2), 82–97. https://doi.org/10.52290/i.v14i2.126