Vol. 11 No. 2 (2020): Sinema, Ideologi, dan Kritik Sosial
Sinema sebagai sebuah produk budaya, tak akan bisa melepaskan diri dari ideologi pembuatnya. Hal tersebutlah yang kemudian memberikan beragam kekayaan pemaknaan yang disampaikan melalui bentuk dan gaya film. Kritik tentang situasi, fenomena budaya, politik, kondisi sosial, sering kita temukan di dalam karya-karya film. Pemilihan gaya tertentu juga dapat kita kaji untuk melihat pilihan ideologis seorang pembuat melalui karyanya.
Hal tersebutlah yang ingin diangkat pada pembahasan kali ini dengan tajuk: Sinema, Ideologi, dan Kritik Sosial.
Dalam Jurnal Imaji edisi ini, kita akan melihat bagaimana Julita Pratiwi meneliti pemaknaan ideologis ruang ketajaman dalam film Roma, lalu Satrio Pamungkas membahas dekonstruksi wacana dominan dalam film-film Oppenheimer. Heri Purwoko membahas film Zootopia dan melihat humor sebagai simbol kritik sosial. Sito Fossy Biosa, melalui penelitian penciptaan, mencoba membahas fenomena medis yang disebut idam pica. Terakhir, Budi Wibawa, membahas problem etika yang ia kaji dalam film Jagal dan Senyap.
Selamat membaca.
Klik untuk Full Issue.
Articles
-
Depth of Field (II) –Sebuah Telaah Ideologis Ruang Ketajaman: Studi kasus terhadap film Roma (2018)
-
Indonesia Dalam Bingkai Joshua Oppenheimer: Dekonstruksi Wacana Dominan Terhadap PKI pada Sequence Reka Adegan di Film Jagal dan Senyap
-
Humor sebagai Kritik Sosial dalam Zootopia (2016)
-
Film Konten Idam Pica dengan Visual Dokumentasi, Animasi, dan Live Action
-
Problem Etika dalam Kasus Dokumenter Jagal (2012) dan Senyap (2014)