No. 1 (2005): Antara Melihat dan Membaca

					View No. 1 (2005): Antara Melihat dan Membaca

Belajar di Fakultas Film dan Televisi-IKJ artinya mempelajari proses visualisasi, bagaimana caranya bahasa visual kita dipahami orang – syukur-syukur dalam konteks ‘seni’, dikagumi pula. Maka segala kibul untuk membuat orang percaya dan kagum kepada cara berbahasa visual, tentang apa yang disampaikan pula tentu, dipelajari sekian semester. Segala macam trik kibul mengibul diterjemahkan ke dalam sejumlah mata kuliah untuk dipelajari dan diterapkan, supaya bisa bicara dengan bahasa visual itu secara komunikatif, minimal untuk mencari nafkah.

Tapi apakah yang berada di dalam kelas itu saja cukup ? itu persoalan pertama. Kedua, apakah cukup mempelajari yang visual saja, dan tidak perlu menyentuh yang tertulis – meskipun itu tulisan tentang bahasa visual?

Visualisasi adalah proses kebahasan, dan apabila seseorang berbahasa sebenarnya berlangsung representasi isi kepala : nah, kepala kita masing-masing ini apakah isinya? Dunia komunikasi visual Indonesia, celakanya, lebih sering menunjukkan kekosongan isi kepala ketimbang petunjuk bahwa kepala itu berisi. Apabila mata kita sudah melek tiap hari melahap segala sesuatu yang visual, tapi kepala kita tetap kosong karena tak pernah mengolahnya, barangkali sudah tiba waktu untuk mengisinya dengan sesuatu yang tidak kasat mata, tapi bisa dibaca, seperti pemikiran, tentang yang visual juga.

Maka jurnal ini bernama Imaji-menampung pemikiran Puan dan Tuan tentang segala persoalan dalam wacana visual: film, televisi, fotografi. Apapun yang berhubungan dengan budaya (audio) visual. Dibagikan cuma-cuma kepada mahasiswa agar mereka membaca dan berpikir tentang segala sesuatu yang dipelajarinya.

Syukur-syukur Puan dan Tuan Mahasiswa akan menuliskan pemikirannya pula. Kita semua memang harus mengasah kepala supaya tetap berpikir bukan? Supaya otak kita jangan sampai lumutan-dan bisa lulus tanpa predikat kasihan.

Published: 2005-01-03

Articles