Setan Jawa (2017): Kearifan Lokal Sebagai Strategi Menuju Film Beridentitas Nusantara

Authors

  • Hari Suryanto Program Studi Komunikasi, Fakultas Humaniora, President University

DOI:

https://doi.org/10.52290/i.v14i1.102

Keywords:

Film, Sinema Nasional, Film dan Budaya

Abstract

Tulisan ini berusaha menjelaskan mengenai hubungan antara film dan kebudayaan lokal dalam merangkai karakteristik nasionalitasnya. Ruang waktu kejadian abad 20 ditandai dengan lahirnya era industri 1.0 yang membuat kekayaan tanah Jawa ini menjadi ekploitasi para pemilik modal besar dan bangsawan. Dampak dari hal tersebut membuat masyarakat menempuh jalan mistik dalam melakukan perlawanan terhadap kondisi sosial, salah satu dari cara mistik itu adalah Pesugihan Kandang Bubrah. Pergelaran Film Setan Jawa (2017) hadir memberikan menjadi sebuah representasi Film yang menggunakan kearifan lokal sebagai cara bertutur dalam narasinya. Secara sinematik pergelaran film ini mengadaptasi bentuk pergelaran wayang kulit. Pergelaran Film Setan Jawa (2017) merupakan strategi soft diplomacy yang dilakukan Garin Nugroho melalui gagasan kreatif memadukan film dan ansambel (ensemble) gamelan. Pergelaran Film Setan Jawa (2017) sebuah gerakan menuju film berkarakter Nusantara.

Author Biography

Hari Suryanto, Program Studi Komunikasi, Fakultas Humaniora, President University

Ia dikenal sebagai Hari Sinthu dan juga terkenal karena keterlibatannya dalam seni, budaya, dan film Indonesia. Berawal dari ketertarikannya pada fotografi, ia mengembangkan keahliannya dalam pembuatan film dokumenter. Dia telah mengunjungi banyak tempat di Nusantara untuk pameran fotografi, menjadi pembicara di banyak lokakarya dan menjadi Art Director di beberapa acara nasional dan internasional. Sebagai pemegang gelar Magister Seni, ia memulai karir mengajarnya pada tahun 2005 di Fakultas Film & Televisi Institut Kesenian Jakarta. Saat ini ia masih aktif terlibat dalam pembuatan beberapa film dokumenter, pameran fotografi, pentas seni dan melakukan penelitian dengan pendekatan antropologi visual.

References

Fajarini, U. Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter. Jakarta: Universitas Islam Negeri ( UIN), 2014. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015:hal:123-125.

Huttunen, Miia. Politicised Cinema Post-War Film, Cultural Diplomacy and UNESCO. Abingdon: Routledge, 2022

Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Peranan Media Film dalam Membentuk Ketahanan Budaya, Projek pengembangan kebijakan nilai budaya seni dan film, 2003

Rahman, Anabella Aurelya. Upaya Soft Diplomacy Amerika Serikat kepada Indonesia melalui Industry Hiburan Hollywood, https://www.researchgate.net/publication/364340606 - 2022

Sedyawat, Edy. Kumpulan Sambutan dan Makalah Penyusun, Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional, 2001.

Wahyudi, Akmaliah Muhammad. Tinjauan buku The Hallyu (The K-Pop/Korean Pop/Korean Pop Waves) Phenomenon and It’s Impacts in Indonesia, judul asli buku : East Asian Pop Culture: Analyzing the Korean Wave , Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 14, No. 1, 2012

Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2017, Tentang Pemajuan Kebudayaan.

Published

2023-04-10

How to Cite

Suryanto, H. (2023). Setan Jawa (2017): Kearifan Lokal Sebagai Strategi Menuju Film Beridentitas Nusantara. IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, &Amp; Media Baru, 14(1), 26–34. https://doi.org/10.52290/i.v14i1.102