Pandemi Represi Dalam Film Turah (2016)

Authors

  • Jonathan Manullang Asian Young Curator 2015 ARKIPEL International Film Festival

DOI:

https://doi.org/10.52290/i.v13i1.65

Keywords:

represi, libido sosial, eksploitasi kelas bawah

Abstract

Penelitian ini berfokus pada nuansa represi yang sangat akut pada film Turah (2016) karya Wicaksono Wisnu Legowo. Berangkat dari situ, penelitian ini bertujuan mengeksplorasi klaster-klaster sosial represif yang tersaji gamblang dalam semesta film tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui analisis literatur, upaya pembacaan ini menunjukkan bahwa Turah berhasil menghadirkan alegori tentang relasi kuasa dan seksualitas, marjinalitas, isolasi personal, serta praktik eksploitasi total atas kelompok masyarakat bawah yang tidak berpendidikan dan menghuni Kampung Tirang.

 

Author Biography

Jonathan Manullang, Asian Young Curator 2015 ARKIPEL International Film Festival

Seorang programmer dan kurator film di komunitas Sinema Rabu dari tahun 2015 sampai 2017. Selain itu ia juga pernah menjadi kurator di festival lainnya seperti Asian Young Curator di ARKIPEL International Film Festival pada tahun 2015.

References

Deleuze, Gilles, and Felix Guattari. Capitalisme et schizophrénie. L’anti-Œdipe, Paris: Les Éditions de Minuit, 1972.

Legowo, Wicaksono. Turah. Fourcolours Films, 2016

Published

2022-03-31

How to Cite

Manullang, J. (2022). Pandemi Represi Dalam Film Turah (2016). IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, &Amp; Media Baru, 13(1), 33–37. https://doi.org/10.52290/i.v13i1.65