Vol. 13 No. 3 (2022): Menuju Layar Personal sebagai Budaya Baru Menonton

					View Vol. 13 No. 3 (2022): Menuju Layar Personal sebagai Budaya Baru Menonton

Menjelang akhir tahun 2022 Jurnal IMAJI telah terbit sebanyak tiga (3) edisi dalam satu tahun dan sudah dilakukan dalam dua tahun terakhir ini. Memang setiap penerbitan belum konsisten menyatakan tema-tema tulisan yang akan dimuat dalam satu volume. Namun, setelah nanti Jurnal IMAJI memperoleh nilai akreditasi di awal tahun 2023 semoga hal-hal tersebut bisa terwujud dan terlaksana.

Paling tidak dalam edisi kali ini Jurnal IMAJI menghadirkan tulisan-tulisan yang menarik untuk di baca. Arda Muhlisiun mencoba melakukan penelitian untuk melihat perkembangan film dan prinsip kepenontonan film ketika wabah Covid-19 melanda dunia. I Made Arya Wibawa Dwiputra Artana melihat ruang di luar layar dalam film merupakan ruang yang sifatnya tidak dapat dilihat oleh penonton oleh karena itu ia mencoba melakukan observasi terhadap film Cat People (1942) dan Shirin (2008) untuk melihat penggunaan ruang di luar layar yang akan dikombinasikan dengan teori diegetic off-screen.

Selain itu, Jonathan Manullang melakukan kajian tekstual yang berusaha mengeksplorasi hubungan antara manusia dan non-manusia melalui simbol-simbol semiotika yang terdapat pada film Inang (2022) karya Fajar Nugros dan yang menarik Jurnal IMAJI edisi kali kedatangan tulisan dari Aresipine Dymussaga Miraviori, beliau saat ini sedang menempuh studi doktoral di University of California Riverside, dalam tulisannya ia memperlihatkan bahwa film The Vagabond (1985) karya Agnes Varda dan Nomadland (2020) karya Chloe Zhao, kedua film tersebut memiliki kesamaan yang menonjol yaitu seorang wanita yang hidup sendirian tanpa atap. Oleh karena itu dengan membandingkan dua karakter utama pada kedua film tersebut, beliau mencoba meninjau bagaimana wanita tanpa atap dicitrakan dan diperlakukan oleh masyarakat patriarki.

Selanjutnya, Kusen Dony Hermansyah melalui tulisannya berusaha mempertanyakan kebenaran yang mengatakan bahwa film-film Robert Flaherty adalah film dokumenter awal di dunia sementara Naswan Iskandar berusaha memperlihatkan proses pembuatan film dokumenter arkeologis dalam sudut pandang akademis dengan subjeknya adalah kompleks Candi Kedaton di Situs Muarajambi sebagai tempat pembelajaran keagamaan Buddha pada masa lalu.

Akhirnya, selain menghadirkan tulisan-tulisan mengenai medium audio visual baik film, televisi, fotografi dan media baru, jurnal IMAJI juga selalu menghadirkan wawancara dengan tokoh perfilman nasional yang dalam edisi kali ini mewawancarai Riri Riza.

Selamat menyimak dan menyambut tahun baru 2023 yang nampaknya akan lebih riuh rendah antara lain karena tahun 2023 disebut tahun politik menjelang pemilu serentak di awal 2024, ancaman bencana alam dengan gempa dan tsunami, serta prediksi resesi dunia. Barangkali hal-hal itu bisa direfleksikan dalam kajian yang terkait film, televisi, fotografi dan media baru. Tentunya kita semua tetap optimis untuk menghadapinya, selamat membaca.

Dr. Marselli Sumarno M.Sn
Ketua Redaksi
Jurnal IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, dan Media Baru

Klik untuk Full Issue.

Published: 2022-12-05

Articles

Interview