Vol. 15 No. 3 (2024): Ruang, Penonton, dan Wacana Sinematik
Menjelang tutup tahun 2024, Jurnal Imaji edisi Desember terbit. Ada sejumlah fenomena dari perfilman nasional yang layak disimak. Seiring dengan munculnya rezim pemerintahan baru, bidang film masuk ke Kementerian Kebudayaan. Dikabarkan pula, jumlah penonton film dalam setahun ini tembus ke angka 70-an juta penonton. Bioskop-bioskop kecil atau mini cinema dengan tempat duduk di bawah jumlah 100, bermunculan di kota-kota kecil. Jadi nampaknya butuh pemetaan baru penonton film nasional terkait dengan jenis film-film yang beredar, terutama jenis film horor.
Sedangkan dari isi jurnal, nampak ada semangat tinggi dari lingkungan Fakultas Film dan Televisi - IKJ untuk menuliskan kajian film dengan beragam tema. Ada analisis film animasi, film cerita dan dokumenter, serta analisis meningkatnya bobot studi film dari tingkatan Sekolah Menengah Kejuruan. Hampir kesemuanya menggulati film sebagai teks gambar hidup. Pendeknya, analisis-analisis estetis.
Semisal, Mohamad Ariansah yang berusaha melihat secara kritis pergeseran analisis film dari penanda sinematik ke studi kepenontonan, khususnya melalui kajian kepustakaan atas teori film semiologi dan psikoanalisis. Lalu, Kusen Dony Hermansyah yang menggunakan teori hermeneutika dari Paul Ricœur untuk membedah film yang berjudul Samparkour. Hasilnya, film tersebut menggambarkan film dokumenter dengan menggunakan gaya observational documentary dengan genre city profile dan kemasan soft-sell appeal. Penonton dimanjakan dengan gaya film (film style) yang sangat baik dengan staging permainan parkour yang bagus.
Sementara itu, Nurbaiti Fitriyani membedah persoalan tipografi dalam film Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (2019), Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang (2023), dan Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti (2023) untuk mengungkap makna yang disampaikan melalui tipografi dan perannya dalam meningkatkan narasi sinematik. Lalu, Panji Pangestu berusaha memaparkan keberadaan Eagle Institut Indonesia di industri nasional atas perannya dalam membangun infrastruktur film dokumenter Indonesia melalui model industri berupa pendampingan dari produksi hingga distribusi film dokumenter.
Kemudian, Fajar Nuswantoro bersama Ehwan Kurniawan dan Daniel Fransesco Totti berusaha memberikan panduan komprehensif bagi para seniman, profesional di industri animasi dan grafik komputer dalam memilih render engine yang paling sesuai kebutuhan dengan mengidentifikasi perbedaan kualitas visual antara render engine Eevee dan Cycles. Terakhir, Suzen HR Lumban Tobing bersama Imelda, melakukan penelitian terhadap SMK jurusan Broadcasting di Jabodetabek. Penelitian ini menunjukkan bahwasannya murid SMK di Jabodetabek tidak memiliki kriteria atau bayangan ideal tentang jurusan perfilman sehingga diperlukan kajian mendalam terutama berkaitan dengan relevansi kurikulum SMK jurusan Broadcasting dengan kurikulum perkuliahan jurusan perfilman.
Patut dicatat pula, jelang akhir tahun ini terbit dua buku dari pengajar FFTV, yakni berjudul Melampaui Film (oleh Nurman Hakim) yang bersifat bunga rampai esei film, dan Desain Sinematografi (oleh Agni Ariatama dan Mohamad Iqbal Luddin) yang merupakan panduan tentang bagaimana melukis gerak dengan cahaya.
Terbetik kabar, film Women from Rotte Island garapan sutradara Jeremias Nyangoen, pemenang Festival Film Indonesia 2023, sedang berjuang untuk bisa ikut berkompetisi dalam festival yang berhadiahkan piala Oscar, dalam kategori Best International Feature Film (dulu disebut kategori Best Foreign Film). Semoga yang terbaik buat karya Jeremias tersebut.
Akhirnya, selamat membaca dan memasuki tahun baru. Salam
Dr. Marselli Sumarno M.Sn
Ketua Redaksi
Jurnal IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, dan Media Baru
Klik untuk Full Issue.
Articles
-
Konsep Kepenontonan dan Penanda Sinematik Dalam Teori Film Psikoanalisis
- PDF (Bahasa Indonesia) | Abstract views: 17 times | PDF downloaded: 10 times
-
Analisis Hermeneutika Film Dokumenter Samparkour
- PDF (Bahasa Indonesia) | Abstract views: 14 times | PDF downloaded: 13 times
-
Signifikansi Topografi Telaah Film Sekuel Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2019) Sebagai Entitas Keterhubungan Ruang Diegetik dan Non-Diegetik Dalam Naratif
- PDF (Bahasa Indonesia) | Abstract views: 8 times | PDF downloaded: 4 times
-
Model Industri Eagle Awards Documentary Competition 2022 Pendampingan Produksi Hingga Distribusi Film Dokumenter untuk Sineas Muda
- PDF (Bahasa Indonesia) | Abstract views: 12 times | PDF downloaded: 12 times
-
Perbandingan Kualitas dan Efisiensi Render antara Eevee dan Cycles Blender dalam Film Animasi Ireng
- PDF (Bahasa Indonesia) | Abstract views: 8 times | PDF downloaded: 3 times
-
Perspektif Siswa SMK Broadcasting Jabodetabek Terhadap Jurusan Perfilman Di Perguruan Tinggi
- PDF (Bahasa Indonesia) | Abstract views: 10 times | PDF downloaded: 5 times